ANAMBAS, AnambasPos.co.id – Masyarakat Pulau Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas, kembali mengeluhkan buruknya layanan kelistrikan dari PLN. Selama dua pekan terakhir, warga mengalami pemadaman bergilir hingga puncaknya terjadi pemadaman total pada Sabtu (24/05/2025).
Hal ini tentunya berdampak luas pada aktivitas harian, jaringan komunikasi, dan sektor lainya juga lumpuh.
Salah satu warga terdampak, Rasi’in, seorang pengusaha ikan asal Desa Genting Pulur, Kecamatan Jemaja Timur, menyatakan bisa mengalami kerugian besar akibat pemadaman listrik ini.
“Saya datang ke sini hanya butuh kepastian dari pihak PLN. Kalau tidak bisa diupayakan hari ini, saya beli genset saja daripada rugi Rp60 juta,” kata Rasi’in saat mendatangi PLTD Letung.
Dampak pemadaman juga dirasakan oleh jaringan komunikasi Telkomsel/Indihome serta sejumlah pelaku usaha lainnya. Banyak aktivitas terganggu karena ketergantungan pada pasokan listrik utama.
Menanggapi situasi ini, Manajer PLN Anambas, Ade Listrian, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Pulau Jemaja. Ia menjelaskan bahwa pemadaman terjadi karena kerusakan pada seluruh enam unit mesin PLTD PLN Letung.
“Enam mesin yang kami miliki semuanya rusak. Saat ini kami hanya mengandalkan satu mesin parkir yang kapasitasnya sangat terbatas dan tidak mampu menopang beban operasional,” jelas Ade.
Proses perbaikan, lanjutnya, masih berlangsung dan pihaknya terus berkoordinasi dengan PLN Wilayah di Pekanbaru. “Kami mohon doa dan dukungan masyarakat. Tim teknis terus bekerja agar listrik bisa segera normal. Kami juga berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Anambas,” ujarnya.
Terkait isu kelebihan daya sebagai penyebab kerusakan, Ade dengan tegas membantah. “Itu tidak benar. Selama kondisi mesin normal, daya yang tersedia bahkan lebih dari cukup untuk kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Warga Pulau Jemaja berharap PLN dapat segera menuntaskan perbaikan dan memastikan keberlanjutan pasokan listrik, mengingat listrik adalah kebutuhan vital bagi masyarakat perbatasan seperti Anambas. (*)