Gerakan Pembentukan Kabupaten Khusus Perbatasan Kepuluan Jemaja (KKPKJ) saat ini sudah dimulai. Konsolidasi tokoh lintas generasi guna menyatukan pandangan dan arah gerakan, terpantau tengah berlangsung. Sejumlah inisiator pergerakan gencar menginisiasi pertemun – pertemuan, guna membahas langkah-langkah jitu dan penguatan dukungan. (Warga Pulau Jemaja Gagas Kabupaten Baru, Bentuk Tim Kecil, Siap Pisah dari Anambas/ batam.tribunews.com edisi 26/01/2021)
KKPKJ digagas, seiring dengan semakain menguatnya kembali, desakan Pembentukan Provinsi Khusus Perbatasan Natuna – Anambas (PKPNA) yang belakangan ini disuarakan oleh Tokoh Masyarakat Kabupaten Natuna. KKPKJ, menjadi sebuah posisi tawar (bergaining position) yang tinggi, bagi masyarakat Kepulauan Jemaja untuk ikut mendukung penuh terbentuknya PKPNA.
Selain KKPKJ, Kabupaten Khusus Perbatasan Kepulauan Palmatak (KKPKP), kini dimungkinkan pula untuk digagas. Sebagaimana halnya Natuna sebagai kabupaten induk, telah mengusulkan draf pemekaran baru Kabupaten Serasan Midai Subi (SMS) dan Kabupaten Natuna Utara yang lebih dahulu dipersiapakan sebgai perbandingan. Kota Ranai dan Kota Tarempa, juga bukan tidak mungkin untuk berdiri sendiri dengan latar belakang historis-nya, seperti halnya Kota Batam dan Kota Tanjungpinang di Provinsi Kepri saat ini.
Dari pertemuan demi pertemuan yang berlangsung di Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) terkait gagasan pembentukan KKPKJ, menujukan adaya sebuah proggress yang cukup signifikan. Dalam kurun hanya dua pekan terakhir, beberapa kali pertemuan berhasil dilakukan. Sejumlah tokoh penting dari unsur legislatif dan eksekutif KKA, juga ikut dalam pertemun-pertemuan terkait gagasan tersebut.
Mengusulkan KKPKJ, tentu bukanlah gagasan main-main yang digulirkan oleh masyarakat Kepualuan Jemaja saat ini. Gagasan itu pun, sebenarnya telah ada jauh – jauh hari sebelumnya, hanya saja timeming-nya yang ketika itu belum tepat, sehingga gagasan itu belum bersambut. Sepertinya, KKPKJ sudah saatnya muncul kepermukaan, seiring dengan kondisi dan potensi sumberdaya alam kawasan yang memang memerlukan pengelolaan secara maksimal dan terukur oleh negera.
Hal itu mengingat ada potensi besar yakni sebagai kawasan perbatasan yang berhadapan langsung dengan negara-negara asing, resiko – resiko kejahatan trans internasional, dan konflik kedaulatan terhdapa klaiem teritorial yang hingga saat ini tidak kunjung berujung. (Jadi Polemik antara Indonesia dengan China, di Mana Letak Laut Natuna? Kompas.com – 05/01/2020).
Selain itu, kawasan ini juga memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, yakni hasil laut berupa ikan yang setiap harinya dicuri oleh nelayan asing. Ratusan triliun negara dirugikan dari sektor ini. (Kapal Nelayan Asing Ditangkap Curi Ikan di Perairan Anambas Senin, 13 April 2015 / jpnn.com). Produksi kelautan dan perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas termasuk kawasan perairan Kepulauan Jemaja di dalamnya, masih dapat ditingkatkan. Potensi lestari menurut data potensi MSY perikanan tangkap Kabupaten Anambas sebesar 88.792,20 ton / tahun. (Berdasarkan Pendekatan Komnaskajiskan (Kepmen KP Kep.45/MEN/2011) dengan komposisi jenis sumberdaya ikan yaitu ikan pelagis / ppid.anambaskab.co.id)
Potensi lain juga yang tidak kalah penting adalah sektor migas. Kawasan ini memiliki cadangan migas yang sangat besar dan prospek. Potensi lainnya, adalah sektor pariwista yang sangat menjanjikan dan memiliki daya tarik berkelas dunia dan sudah terbukti dikunjungi oleh banyak turis asal negara-negara luar. (Indahnya Pantai Padang Melang, Mutiara Terbenam dari Kabupaten Anambas. Kumparan edisi : 28/7/2018)
Memperhatikan faktor-faktor tersebut, pemerintah pusat sebaiknya segera merespon dengan baik terhadap apa yang menjadi keinginan besar masyarakat Kepulauan Jemaja tersebut.Tentu pula dengan kebijakan khusus yang dapat memudahkan dan bukan dengan melalui prosedur normal. Pertimbangan strategsis kedaulatan dan aspek politis kesejahteraan harus pula menjadi dasar-dasar alasan prioritas . ****