ANAMBAS, AnambasPos.co.id –Pemerintah Desa (Pemdes) Ulu Maras, Kecamatan Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, menetapkan unit usaha peternakan ayam petelur sebagai salah satu langkah mendukung program ketahanan pangan nasional.
Unit usaha ini akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) Ulu Maras, yang sebelumnya telah dibahas melalui musyawarah desa (musdes) bersama para stakeholder terkait.
Kepala Desa Ulu Maras, Bagus Wibawa, saat ditemui di lokasi Air Terjun Neraja pada Minggu sore (08/06/2025) menjelaskan bahwa, usaha peternakan ayam petelur ini dipilih karena dinilai mudah dipasarkan dan relevan dengan kebutuhan pangan masyarakat. “Telur ayam termasuk salah satu bahan pangan bergizi yang pasti akan sangat diperlukan, terutama mendukung program makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo,” jelas Bagus.
Selain memanfaatkan hasil produksi telur, ayam-ayam yang sudah tidak produktif pun nantinya akan dijual sebagai ayam potong. “Selain telurnya yang jadi target utama, ayam yang sudah tidak produktif lagi tentu bisa kita manfaatkan juga sebagai ayam potong,” tambahnya.
Untuk mendukung realisasi program ini, Pemdes Ulu Maras telah mengalokasikan dana sebesar Rp175 juta, yang diambil dari 20 persen Dana Desa (DD) APBDes Tahun Anggaran 2025 sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. “Kita sudah anggarkan 20 persen dari DD APBDes tahun anggaran 2025 yaitu sebesar Rp175 juta untuk Bumdesa dalam mendukung program ketahanan pangan ini,” jelas Bagus.
Selain itu, Bagus juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan penyedia pakan ayam petelur terbaik di Provinsi Kepulauan Riau guna memastikan pasokan pakan untuk peternakan ayam di desanya tetap lancar. “Kami sudah koordinasi agar suplai pakan tidak putus sehingga produksi telur bisa terus berjalan dan program ketahanan pangan ini bisa berjalan maksimal,” ujarnya.
Dengan adanya program ini, Pemdes Ulu Maras berharap kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi dengan lebih baik serta membuka peluang ekonomi baru bagi warga desa. (*)
