INFORMASI: Anambaspos.com kini menjadi Anambaspos.co.id

Nelayan Pulau Duyung Lingga, Ramai Berburu Ikan Dingkis

LINGGA, AnambasPos.co.id – Ikan  Dingkis merupakan sajian khas saat perayaan Imlek. Hal itupun dimanfaatkan oleh nelayan seputaran Kabupaten Lingga. Mereka berupaya maksimal untuk menangkap ikan yang dianggap pembawa keberuntungan tersebut. Bahkan para nelayan sampai rela bermalam di laut.

Menurut hitungan masyarakat Tionghoa, Ikan Dingkis mencapai jumlah terbanyak pada H-1 Imlek. Untuk itu, para nelayan menjaga alat tangkap ikan jenis Kelong yang mereka miliki dengan baik.

“Semua berjaga dari subuh hari untuk melihat ikan masuk ke Kelong. jika ikan sudah dapat pembeli lansung ambil di tempat jika nelayan merasa puas dengan harga ikan di jual kalau harganya terlalu murah, kadang dibawa pulang untuk dijual ke orang kampung,” Kata Armin, salah satu nelayan di Desa Pulau Duyung Kecamatan Katang Bidare, Rabu (29/1/2025).

Nelayan yang beruntung bisa memperoleh untung cukup besar dari penjualan Ikan Dingkis. Di tahun-tahun sebelumnya ada saja warga yang dapat Ikan Dingkis dalam jumlah banyak bertepatan dengan harga ikan sedang tinggi. Namun ada pula warga yang panen Ikan Dingkis ketika harganya sudah jauh turun.

Meski demikian, warga tetap antusias karena momen ini cuma ditemui setahun sekali. “Kalau selesai malam Imlek, harga Ikan Dingkis sudah tidak mahal lagi. Mereka (warga Tionghoa) sudah selesai sembahyang,” sambung Rustam.

Kini, harga Ikan Dingkis sudah melambung. Sebelumnya hanya Rp 70 ribu per kg. Tapi pada H-1 Imlek, harga Ikan Dingkis sudah mencapai Rp 135 ribu per kg. Harga ini dari nelayan ke pengepul. Harga di pasar tentu akan jauh lebih tinggi lagi.

Selain di Desa Pulau Duyung, perburuan Ikan Dingkis juga dilakukan masyarakat di daerah lain. Salah satunya di Desa Mensanak, Desa Pulau Bukit, Desa Pulau Medang, Kecamatan Katang Bidare.

BACA JUGA  Rahma Tolak 'Politik Dinasti', Murni Mengabdi untuk Masyarakat

“Di Pulau Duyung bahkan ada tradisi menangkap Ikan Dingkis dengan tangan kosong yang dikenal dengan istilah Selok,” ungkap Adi seorang Nelayan Pulau Duyung.

Penulis: RusliEditor: Slamet

Terhubung dengan kami