INFORMASI: Anambaspos.com kini menjadi Anambaspos.co.id

Jangan Anggap Covid 19 Tak Berbahaya, Kasus Kematian Pecahkan Rekor

Jangan Anggap Covid 19 Tak Berbahaya, Kasus Kematian Pecahkan Rekor
Penggali kubur yang kelelahan beristirahat di sela-sela pemakaman di pemakaman yang diperuntukkan bagi korban COVID-19 di Bandung pada (15/6/2021). - Foto: Timur Matahari/AFP

AnambasPos.com — Anggota Komisi IX Rahmad Handoyo mengingatkan COVID-19 masih ada dan meminta masyarakat terus waspada. Terlebih, kasus COVID-19 terpantau meningkat dan pecah rekor korban meninggal dunia sejak melandai pada Selasa (2/8), dengan 24 kasus.

“Dengan gugurnya 20-an orang dalam satu hari, dalam beberapa pekan bulan ini, buktikan COVID masih ada. Masih berisiko dan berbahaya khususnya orang-orang berisiko tinggi. Semua pihak, kita tingkatkan kewaspadaan, jangan lengah apalagi anggap COVID tidak berbahaya atau tidak ada,” kata Rahmad, dilansir Kumparan.com, Kamis (4/8/2022).

“Salah besar. COVID secara global masih dinamis. Ada yang 100-150 ribu per hari kasus baru. Yang meninggal ratusan ada. Puluhan. Indonesia 20. Ini peringatan kita bersama COVID masih berisiko, bahaya. Khususnya bagi lansia, komorbid, dan yang belum divaksin,” imbuh dia.

BACA JUGA  P3K Lingkungan Pemkab Anambas Dilantik

Rahmad meminta masyarakat tetap patuh pada anjuran pemerintah terkait penanganan COVID-19. Salah satunya mengikuti vaksinasi COVID-19 dua dosis dan booster.

“Vaksinasi mutlak. Vaksin lengkap, apalagi ada yang belum. Kekebalan juga alami penurunan sehingga perlu booster. Sayangnya Indonesia masih rendah booster. Boro-boro booster, vaksin lengkap aja masih ada yang belum, di bawah target WHO. Ini kerja keras pemerintah pusat dan daerah,” terang dia.

Ia pun meminta masyarakat tak anti pada booster vaksin ke-2. Menurutnya, hal ini diperlukan untuk melindungi masyarakat mengingat adanya penurunan antibodi usai booster pertama.

“Setelah ditemukannya nakes dan dokter meninggal, itu kan sudah diboster. Tapi mungkin karena komorbid ada yang gugur. Makanya pemerintah atas saran WHO juga vaksin para nakes. langkah pemerintah harus kita dukung. Sebelum booster kedua kita dorong masyarakat untuk booster pertama,” ungkapnya.

BACA JUGA  Masyarakat Kepri Secara Mayoritas, Lebih Yakin Kepri Maju di Bawah Kepemimpinan Rudi-Rafiq

Di sisi lain, Rahmad mengingatkan vaksinasi tak cukup. Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan penjagaan protokol kesehatan untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19.

“Apa cukup booster? Tetep kita prokes. Kita tarik rem lagi. Di saat turun kita longgarkan, saat naik ada lagi peningkatan meninggal dunia, kita giatkan lagi prokes. Itu syarat kita kendalikan COVID. Kalau kita abai, potensi ledakan masih ada. Meski sekarang dan dulu beda,” paparnya.

“Kalau dulu meninggal, sekarang RS tidak dibebani. Tapi ingat, meski tidak bebani masih banyak yang meninggal atau masuk ICU. Ini harus jadi pemikiran bersama. Kita harus lindungi warga berisiko tinggi [kena COVID-19],” pungkasnya.

Per Selasa (2/8), kasus kematian akibat COVID-19 mencetak rekor tertinggi sebanyak 24 orang. Sementara pada Rabu (3/8), sebanyak 18 orang meninggal dunia.

 


Terhubung dengan kami