ANAMBAS, Anambaspos.co.id – Sinar matahari siang menelusup lembut di antara dedaunan taman hijau di jantung Anambas. Angin berembus perlahan, membawa aroma laut yang khas dan menyegarkan.
Di bawah pohon rindang, tampak sosok yang sederhana berbaju kaos putih, celana training hitam, tanpa protokoler ketat, tanpa sekat. Dialah Aneng, Bupati Kepulauan Anambas.
Di sela kesibukannya memimpin daerah yang dijuluki “Negeri Kayuh Serentak, Langkah Sepijak”, Aneng memanfaatkan waktu luangnya dengan cara yang berbeda.
Bukan di ruang rapat atau balik meja kerja, melainkan di ruang terbuka hijau, duduk santai bersama tokoh-tokoh masyarakat, berbincang tanpa formalitas.
Di hadapan mereka, hanya sebotol air mineral dan sepiring potongan nanas segar yang menemani obrolan hangat siang itu. Tidak ada jarak. Tidak ada batas. Yang ada hanyalah suara-suara yang membicarakan kabar Anambas hari ini dan harapan untuk masa depan.
“Biasa, Bapak memang begitu kalau ada waktu kosong,” ujar sang ajudan sambil tersenyum, menyaksikan kedekatan pemimpinnya dengan masyarakat. Ia tahu betul, di balik sosok Aneng sebagai Ketua Partai Demokrat Provinsi Kepri, ada pribadi yang selalu menyempatkan diri untuk hadir bersama rakyat.
Obrolan makin larut dalam kesederhanaan. Beberapa anggota Satpol PP terlihat menjaga dari kejauhan. Masyarakat yang berlalu-lalang di sekitar area taman sesekali melirik dan tersenyum. Tidak sedikit yang kemudian ikut bergabung, sekadar menyapa atau mendengarkan.
Tiba-tiba terdengar sapaan khas dari sang bupati, ditujukan pada seorang jurnalis lokal yang tengah mendekat.
“Ngopi bro,” ujarnya sambil tersenyum lebar, hangat dan tanpa jarak.
Begitulah gaya Aneng, memimpin dengan mendengar, membumi dalam kesederhanaan. Karena baginya, membangun Anambas tidak hanya dengan kebijakan, tapi juga dengan keakraban, empati, dan langkah yang serentak bersama rakyatnya. (*)
