BALADA KELUARGA NELAYAN (BAG.1)
Desember kala itu
Bergetar tangan ibu menarik ayah untuk tidak melaut
Nyanyian pilu sang burung
Begitu membuat takut
Resah ayah kian membuncah
Di urung jua niat yang terpasung resah
Pandangan tertuju pada dapur kelam
Tanpa kepulan asap
Apalagi nyala api
Ibu duduk lega,
Menyusui bayi yang merengek dari tadi
Tapi tatapan tak mampu berdusta
Iba menggelayut
Menatap hampa putri-putra yang tertidur memegang perutnya
Sang putra terbangun tiba-tiba
”Lapar Mak …!”
Ayah yang tadi terdiam, berlalu tanpa kata
Membawa perahu tua menantang samudra
Ibu terpaku
Tangisan aku bagai lenyap tak terdengar
Anambas, 20 Januari 2020
BALADA KELUARGA NELAYAN (BAG.2)
Desember kala itu
Perahu tua terombangambing di lautan
Hari mulai kelam
Sekelam hati sang nelayan
Nelayan gamang menatap ombak yang berkecamuk
Tangisan tak terkenang
Suara lirih istri memanggil pulang
Namun resah yang bergelayut di matanya lantas terbayang
Kail dilempar
Tanpa keyakinan
Bersama lapar yang meronta
Menanti ikan menyambar umpan
Badai datang dari utara
Menghantam perahu, menggulung seisinya
Teriakan pecah ke dalam lautan
Lenyap bersama perahu tua
Malam yang kelam perlahan meneteskan airmata
Anambas, 20 Januari 2020
BALADA KELUARGA NELAYAN (BAG.3)
Desember kala itu
Di pintu rumah ibu berdiri kaku
Bibir pucat raga membeku
Hendak menyongsong perahu tua
yang tak kunjung menjelang
24 jam sudah sejak ayah berlalu tanpa kata
Menantang samudra yang tak mengerti dengan deritanya
Mata ibu nanar menatap lautan
Zikir menguntai di bibir pucat pasi
Merangkai harapan kembalinya sang pujaan
Tapi, kala itu Bulan Desember
Ombak yang berkecamuk menggulung-gulung
Perlahan menghitam berselimut malam kelam
Lunglai ibu menyeret raga ke rumah
Menghampiri buah hati yang turut resah
Anambas, 20 Januari 2020
Tentang Penulis :
Yunita Rahmadani, S.Pd, Lahir di Pekan Baru, Provinsi Riau, 01 Juni 1985. Tunak mengajar sebagai Guru Bahasa Indonesia, di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 02 Siantan. Saat ini bermastautin di Kabupaten Kepulauan Anambas, tepatnya di Teluk Buluh, Antang, Desa Pesisir Timur, Kecamatan Siantan.
#Redaksi menerima karya tulis berupa, puisi,cerpen, cerbung, artikel, opini, essey,kolom dan lain-lain. Redaksi berhak menyunting karya tulis yang dikirim dengan tidak mengurangi mana tulisan. Bagi karya tulis yang dimuat diberikan imbalan. Karya tulis dapat dikirimkan ke whats app 0823-8552-9546.
BALADA KELUARGA NELAYAN (BAG.1)
YunitaRahmadanis
Desemberkalaitu
Bergetartanganibumenarik ayah untuktidakmelaut
Nyanyianpilusang burungbegitumembuattakut
Resah ayah kianmembuncah
Diurungjuaniat yang terpasungresah
Pandangantertujupadadapurkelam
Tanpakepulanasapapalaginyalaapi
Ibududuklega,
Menetekibayi yang merengekdaritadi
Tapitatapantakmampuberdusta
Ibamenggelayut
Menataphampaputri-putra yang tertidurmemegangperutnya
Sang putraterbanguntiba-tiba
”LaparMak …!”
Ayah yang taditerdiam, berlalutanpa kata
Membawaperahutuamenantangsamudra
Ibuterpaku
Tangisanakbagailenyaptakterdengar
Anambas, 20 Januari 2020
BALADA KELUARGA NELAYAN (BAG.2)
YunitaRahmadanis
Desemberkalaitu
Perahutuaterombangambing di lautan
Harimulaikelamsekelamhati sang nelayan
Nelayangamangmenatapombak yang berkecamuk
Tangisanakterkenang
Suaralirihistrimemanggilpulang
Namunresah yang bergelayut di matanyalantasterbayang
Kaildilempar
Tanpakeyakinan
Bersamalaparyang meronta
Menantiikanmenyambarumpan
Badaidatangdariutara
Menghantamperahu, menggulungseisinya
Teriakanpecahkedalamlautan
Lenyapbersamaperahutua
Malam yang kelamperlahanmeneteskanairmata
Anambas, 20 Januari 2020
BALADA KELUARGA NELAYAN (BAG.3)
YunitaRahmadanis
Desemberkalaitu
Di pinturumahibuberdirikaku
Bibirpucat raga membeku
Hendakmenyongsongperahutua yang takkunjungmenjelang
24 jam sudahsejak ayah berlalutanpa kata
Menantangsamudra yang takmengertidenganderitanya
Mata ibunanarmenataplautan
Zikirmenguntai di bibirpucatpasi
Merangkaiharapankembalinya sang pujaan
Tapi, kalaituBulanDesember
Ombak yang berkecamukmenggulung-gulung
Perlahanmenghitamberselimutmalamkelam
Lunglaiibumenyeret raga kerumah
Menghampiribuahhati yang turutresah
Desemberkalaitu
Di pinturumahibuberdirikaku
Bibirpucat raga membeku
Hendakmenyongsongperahutua yang takkunjungmenjelang
Dan tiadaakanmenjelang
Anambas, 20 Januari 2020