ANAMBASPOS.COM, TIANGAU – Warga Desa Arung Hijau Desa Tiangau, Kecamatan Siantan Selatan membutuhkan pelabuhan, menyusul pelabuhan yang ada saat ini kondisinya rusak. Ditambah lagi dengan hempasan ombak pada musim utara silam membuat semakin parah kondisi pelabuhan tersebut . Leter T dermaga sudah ke bawah dan lantainya juga sudah banyak yang retak dan tinggal menunggu waktu roboh.
“Kendati dalam keadaan rusak parah, para nelayan yang ada tetap menggunakan pelabuhan itu, karena tidak ada pelabuhan lain. Warga dari pulau lain juga tetap menggunakan pelabuhan itu walaupun risikonya sangat tinggi,” demikian disampaikan Kepala desa Tiangau Kherman Syah Selasa (9/1)
Kherman mengungkapkan, apabila pelabuhan Arung Hijau dibuat sekitar tahun 2006 dan 2007 pada saat pemerintahan kabupaten Natuna. Jadi pelabuhan itu sudah berumur 10 tahun. “Pada saat itu pernah dihempas gelombang yang lebih besar daripada yang kemarin, tapi karena kondisinya masih baru, maka tidak jadi masalah,” urainya.
Lebih lanjut Kherman menyatakan jika kerusakan pertama kalinya setelah dipakai untuk berlabuh tongkang muatan bahan bangunan sekitar tahun 2013 silam. Meski tidak sandar di dermaga, tapi tongkang tersebut diikat dengan tiang dermaga dan tangga dermaga. Sehingga saat tongkang yang bermuatan bahan bangunan tersebut tertarik gelombang, tiang dermaga tersebut juga ikut tertarik dan kemudian patah.
Masih kata Kherman, tiga tiang yang patah, dua tiang bagi depan dan satu tiang bagian samping sebelah selatan dermaga. Bahkan tangga didermaga itu ikut roboh. “Kalau tidak patah tiangnya, dermaga itu tidak akan rusak saat dihantam gelombang kemarin, karena penahannya tidak ada, maka dermaga itu bisa rusak,” ujarnya.
Yang warga sesalkan sambung Kherman, tidak ada pertanggungjawaban dari pihak pemilik tongkang atau penyewa tongkang. Warga sempat demo ke Dishub dan instansi terkait, tapi sampai sekarang tak ada bentuk pertanggungjawaban yang nyata.
“Tahun 2015 warga tak lagi minta pertanggungjawaban karena Dari Dinas Perhubungan sudah susun perencanaan pembangunan pelabuhan tersebut. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar,” tukasnya.
Herman mengaku akan ajak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ke Kantor Dishub untuk mempertanyakan masalah ini. “Pelabuhan Arung Hijau itu menambah keindahan wisata, jika dibangun lebih baik maka bisa jadi icon wisata tersendiri, tapi tak diperhatikan,” tuturnya. (ril/ap)